“The Raid”, Baju elo emang udah pas

Short preview about the raid

Sekilas bagi orang awam akan menebak bahwa film berjudul “The Raid” adalah film barat alias buatan luar negeri karena judulnya, tetapi siapa sangka bahwa film tersebut adalah film Indonesia. Meskipun disutradarai oleh Gareth Evan yang berasal dari Wales, namun Gareth sendiri menyatakan bahwa film tersebut adalah milik Indonesia. Film yang dibintangi oleh Iko Uwais, Ray Sahetapy, dan Donny Alamsyahini ini sukses meraup pendapatan sebesar 220.937 dollar Amerika di 24 bioskop dengan rata-rata pendapatan di tiap lokasi sebesar 15.181 dollar Amerika atau sekitar 144 juta rupiah sejak pemutarannya tanggal  23 Maret lalu. Penghargaan di Toronto, Sundance, dan di festival film lainnya juga berhasil digondol oleh “The Raid”

Kisah filmnya sendiri adalah tentang sekelompok tim khusus SWAT yang terjebak di sebuah gedung yang ditinggali bos penjahat. Dengan menonjolkan aksi silat, seni bela diri khas Indonesia, film ini mendapat kritik sangat positif dari para kritikus. Apa yang menarik dari film ini? Aksi, adegan full action sekaliber film holywood, bahkan mungkin lebih okey karena terkesan natural (bukan futuristic) ditampilkan di film ini. Ceritanya memang sederhana tetapi mudah dicerna dan dekat dengan realitas kita saat ini. Konon katanya settingan produksinya juga dilakukan di Jakarta, dengan material pendukung semuanya buatan lokal Indonesia. Keren bukan? Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi insan perfilman Indonesia di mata Internasional

the raid poster
source: Google.com

Learn from the Raid

Kita mungkin boleh berbangga atas prestasi tersebut, namun apa yang bisa kita petik dari prestasi tersebut. Ini membuktikan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia mampu untuk berprestasi di dunia Internasional. Kita bisa memproduksi film yang berkualitas tidak kalah dari film Holywood bukan sekedar film horror, mistis, yang banyak menyuguhkan irasionalitas, bahkan berbau unsur seks dan pornografi. Ternyata bisa gitu loh…hehehe

Terlepas kondisi negara kita saat ini yang lagi heboh dengan unjuk rasa alias demo. Sayangnya bukan demo masak, atau demo produk, tapi demo massa. Mudah-mudahan film “The Raid” menjadi demo inspirasi kualitas film Indonesia yang seharusnya. Salah satu pesan yang bisa kita saring dari produksi film ini adalah pesan moral bahwa Kita bisa kok kalau kita mau. Kita sanggup kok kalau kita berusaha. Jangan menyerah sampai tetes darah penghabisan, dalam bidang apapun dan kapanpun.

mahasiswa demo

Source : google.com

Expectation from the Raid

Semoga film “The Raid” menjadi  tonggak awal kebangkitan perfilm’an Indonesia yang berkualitas, dengan segmentasi action berbasiskan budaya negeri. Di mata seorang Iko, film THE RAID bukan sekedar film laga yang menjual aksi-aksi fantastis saja, namun ada proses belajar yang ia jalani dalam proses syutingnya.

Sebagai insan masyarakat Indonesia, kita sangat mengharapkan peningkatan kualitas dunia perfimn’an Indonesia. Pemerintah juga harus mendukung, menghargai, dan memfasilitasi anak-anak bangsa yang ingin berkreasi, inovasi, dan melejitkan potensi.

Tinggalkan komentar